Pitting, Intergranular dan Selective Corrosion.
1. Pitting
Corrosion
Korosi pitting dalam Bahasa Indonesia
adalah korosi yang terjadi pada sebuah lubang kecil pada suatu logam dengan penampang relatif kecil untuk permukaan terbuka
secara keseluruhan. Sebagian besar permukaan sering menderita kerugian logam
sedikit atau tidak ada. Penetrasi bisa begitu besar sehingga dinding dapat
benar-benar berlubang sehingga kebocoran. Atau, penetrasi bisa berhenti di
kedalaman tertentu atau berhenti dan kemudian restart. Untuk komponen di bawah
tekanan tarik, lubang dapat inisiasi situs untuk retak, yang kemudian dapat
tumbuh dengan kecepatan tinggi, akhirnya berakhir dengan kegagalan atau
terputusnya bagian.
Pitting korosi pada logam bentuk pasif dan paduan
stainless steel seperti ketika film ultra-tipis pasif (oxide film) secara
kimiawi atau secara mekanis rusak dan tidak segera kembali. Lubang yang
dihasilkan dapat menjadi lebar dan dangkal atau sempit dan mendalam yang dapat
dengan cepat melubangi ketebalan dinding logam.
2. Intergranular
Corrosion
Intergranular adalah bentuk korosi
terlokalisasi dalam daerah yang sempit dan terjadi di batas butir. Terjadinya
korosi ini selalu diikuti dengan adanya segregasi kimiawi atau presipitat fase
tertentu di batas butir. Presipitat ini menghasilkan zona yang resistansi
korosinya menurun karena kekosongan tersebut. Contoh yang paling sederhana
adalah sensifitasi pada stainless steel. Pengkayaan chromium pada batas butir
yang berbentuk presipitat menghasil daerah yang kurang chromium (daerah ini
juga disebeut depletion zone).
Kejadian ini adalah manifestasi dari
HAZ pada pengelasan dimana panas yang berulang ulang memunculkan sensitized
structure. Untuk mencegah kejadian ini maka ditambahkan elemen penyetabil
austenitic. Penyetabil elemen ini (Titanium dan Neobium) ditambahakan untuk mencegah
terjadinya intergranular korosi dengan cara menghambat terbentuknya presipitat
Cr pada batas butir. Hal ini dikarenakan terbentuknya karbida antara elemen
penyetabil dengan Cr.
Jenis lain dari intergranular korosi
adalah Exfoliation yang sering terjadi pada High strength alumunium alloys.
Alloys yang telah mengalami ekstruksi atau dikenakan kerja berlebih dengan
mikrostruktur elongasi adalah alloys yang berpotensial terjadi korosi jenis
ini.
Terjadinya intergranular korosi berbeda
beda pada berbagai jenis logam namum keberadaannya
secara fisik hampirlah sama.
Transgranullar adalah korosi yang
terjadi memotong butir. Sebenernya ini bukanlah bagian dari jenis korosi, namun
lebih kepada morphologhy crack karena jenis korosi yang lain. Identifikasi terhadap
trangranular dapat dilihat dengan terjadinya patah getas.
3. Selective
Leaching Corrosion
Selective leaching adalah korosi yang
terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih
aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya
korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua
unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi,
sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit.
Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain selective
leaching terjadi pada besi tuang yang digunakan sebagai pipa pembakaran.
Berkurangnya besi dalam besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi
berpori dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa.
Source : http://didikurniawan.wordpress.com/2009/09/04/korosi/ http://en.wikipedia.org/wiki/Pitting_corrosion http://pipingbloging.wordpress.com/2011/02/03/intergranular-and-transgranular-corrosion/ http://abazariant.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html |
Komentar
Posting Komentar