Kerja dan Hidup
Banyak orang yang berpikir hidup ya sekedar hidup.
Banyak orang yang berpikir kerja ya sekedar kerja.
tanpa tahu bahwa ada perumpamaan yang menyeakitkan bila didengar oleh orang-orang seperti ini.
Perumpamaannya sebagai berikut
" Kalau Hidup sekedar Hidup, Babi di Hutan juga hidup"
" Kalau Kerja Sekedar tuk Makan, (topeng) Monyet kerja dulu baru dapat makan"
Lalu sakitkah diri anda mendapati bahwa disamakan seperti seekor binatang hina seperti Babi dan hewan pintar seperti monyet? Sebaiknya tidak lah perlu dirisaukan perumpaan atau kata-kata seperti itu ada, bila anda tidak melakukannya.
Pikiran orang memang harus dipengaruhi. Pengaruh terhadap prilaku orang lain sangat berkaitan dengan diri sendiri. Mana bisa kita hidup dengan orang yang prilakunya masih kanak-kanak.
Hidup harus lanjut. Bertahap demi tahap bangun dari langkah kecil menuju langkah besar. Hidup itu bukan sekedar untuk kerja, makan, senang-senang lalu mati. Sebagai manusia yang dikaruniai akal dan pikiran yang luar biasa hal yang biasa akan menjadi fantastik dengan sedikit perubahan.
Hidup haru lanjut. Bangun dari kecil lalu menjulang hingga ke langit. Bulan yang jauh aja bisa ditapaki lalu apa lagi yang kurang. Berkerja dengan apa adanya bukan sekedar melemah dengan kekurangan, tapi keluarkan kemampuan terbaikmu dari yang dimiliki.
Pahamilah bahwa, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa menciptkan kita sebagai khalifah, sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin yang menjadikan bumi tempat berpijak menjadi tempak selayak surga waau tak sempurna. Sebagai pemimpin yang mengatur kemandirian semua lingkungan tertata rapi selayak prajurit perang.
Pahamilah bahwa tugas ini bukan sekedar membalikkan telapak tangan, bukan sekedar nulis blog lalu bisa dihapus. Tugas yang diemban bahkan kepada Malaikat yang tak miliki dosa harus angkat tangan. Tugas yang diemban ditanyakan kepada seluruh makhluk alam semesta tak mampu. Lalu tampillah seonggok daging dari air yang hina mengemban amanah alam semesta.
Lalu apalagikah yang menjadikan manusia menjadi merasa tak mampu? amanah ini dibebankan pada pundak bukan untuk dilepaskan dan tersia-siakan. Ketahuilah bahwa Allah memberikan beban amanah ini tak akan melebihi batasnya. Allah hanya ingin tahu bagaimana proses manusia melewati beban ini.
Beban amanah iniberupa kerja nyata, hidup untuk kebaikan.
Beban amanah ini berupa pasokan amalan yang akan dihisab (dihitung) saat hari perhitungan nanti.
Anggaplah saja ini bukan sebagai beban tapi kewajiban yang harus dipikul sebagai rasa syukur telah memberikan ratusan bahkan jutaan nikmat yang diberikan Nya setiap detik kepada kita.
Jadikanlah bahwa hidup ini memiliki tujuan yang hidup.
Jadikanlah bahwa kerja ini memeliki tujan yang memantaskan diri dijagad
Banyak orang yang berpikir kerja ya sekedar kerja.
tanpa tahu bahwa ada perumpamaan yang menyeakitkan bila didengar oleh orang-orang seperti ini.
Perumpamaannya sebagai berikut
" Kalau Hidup sekedar Hidup, Babi di Hutan juga hidup"
" Kalau Kerja Sekedar tuk Makan, (topeng) Monyet kerja dulu baru dapat makan"
Lalu sakitkah diri anda mendapati bahwa disamakan seperti seekor binatang hina seperti Babi dan hewan pintar seperti monyet? Sebaiknya tidak lah perlu dirisaukan perumpaan atau kata-kata seperti itu ada, bila anda tidak melakukannya.
Pikiran orang memang harus dipengaruhi. Pengaruh terhadap prilaku orang lain sangat berkaitan dengan diri sendiri. Mana bisa kita hidup dengan orang yang prilakunya masih kanak-kanak.
Hidup harus lanjut. Bertahap demi tahap bangun dari langkah kecil menuju langkah besar. Hidup itu bukan sekedar untuk kerja, makan, senang-senang lalu mati. Sebagai manusia yang dikaruniai akal dan pikiran yang luar biasa hal yang biasa akan menjadi fantastik dengan sedikit perubahan.
Hidup haru lanjut. Bangun dari kecil lalu menjulang hingga ke langit. Bulan yang jauh aja bisa ditapaki lalu apa lagi yang kurang. Berkerja dengan apa adanya bukan sekedar melemah dengan kekurangan, tapi keluarkan kemampuan terbaikmu dari yang dimiliki.
Pahamilah bahwa, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa menciptkan kita sebagai khalifah, sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin yang menjadikan bumi tempat berpijak menjadi tempak selayak surga waau tak sempurna. Sebagai pemimpin yang mengatur kemandirian semua lingkungan tertata rapi selayak prajurit perang.
Pahamilah bahwa tugas ini bukan sekedar membalikkan telapak tangan, bukan sekedar nulis blog lalu bisa dihapus. Tugas yang diemban bahkan kepada Malaikat yang tak miliki dosa harus angkat tangan. Tugas yang diemban ditanyakan kepada seluruh makhluk alam semesta tak mampu. Lalu tampillah seonggok daging dari air yang hina mengemban amanah alam semesta.
Lalu apalagikah yang menjadikan manusia menjadi merasa tak mampu? amanah ini dibebankan pada pundak bukan untuk dilepaskan dan tersia-siakan. Ketahuilah bahwa Allah memberikan beban amanah ini tak akan melebihi batasnya. Allah hanya ingin tahu bagaimana proses manusia melewati beban ini.
Beban amanah iniberupa kerja nyata, hidup untuk kebaikan.
Beban amanah ini berupa pasokan amalan yang akan dihisab (dihitung) saat hari perhitungan nanti.
Anggaplah saja ini bukan sebagai beban tapi kewajiban yang harus dipikul sebagai rasa syukur telah memberikan ratusan bahkan jutaan nikmat yang diberikan Nya setiap detik kepada kita.
Jadikanlah bahwa hidup ini memiliki tujuan yang hidup.
Jadikanlah bahwa kerja ini memeliki tujan yang memantaskan diri dijagad
Komentar
Posting Komentar