The Journey of Wedding (part 1)

Hidup memang seperti misteri.  Bagi yang percaya akan ke Esa an Allah SWT semua misteri bisa terjadi sesuai dengan yang tertulis di lauhul mahfudz.  Jodoh,  rezeki,  hidup dan Mati adalah 4 hal yang Allah tetapkan bagi kita,  Manusia,sebagai makhluk ciptaan Nya. Tinggal kita berikhtiar layaknya hamba pada Tuan nya.
Setahun lalu aku mengenalnya sebagai salah satu teman dalam salah satu organisasi. Setahun lalu mengenalnya sebagai teman dari temanku. Setahun lalu mengenalnya sebagai salah satu panitia dalam kegiatan itu.
Awal perkenalan itu saat kami diantar pulang ke kamp masing pasca Acara Scrool Camp GK (acara kemah kemahan),  tentunya diantar ramai ramai tidak berdua saja. Bercanda bercerita asik dan seru nya acara kemah,  bersenda gurau hingga curhat2an.
Hingga pasca selesai acara kami semua masih berhubungan dalam grup sebagai alumni acara tersebut. Melucu tidak penting tapi seru. Saling taarufan kembali, bertanya sana sini.  Dan aku juga melakukannya kepada semua nya termasuk kepadanya. Kedekatan sebagai teman dan saling pengertian membuat kami semua nyaman disana.
Suatu hari Umiku menanyakan tentang masa depan,  yup tentunya tentang jodoh.  Ditanyakan bagaimana kalau tahun depan pasca lulus nikah.  Dan aku jawab boleh aja. Lalu Umi ku nanya kan tentang calon kepadaku, bilamana belum akan dicarikan aku pun menjawab sudah ada, kuberikan nama yang kukenal.
Pasca pertanyaan itu tidak ada lagi singgung sana singgung sini hingga suatu waktu umiku menanyakan kelanjutanya.  Kuberikanlah kontak nya,  ya berharap saja. Dan terlupakan lagi karena kesibukan masing2. 
Setahun berlalu pasca kuberikan kontak,  aku lulus (walau tidak sesuai jadwal) dan Umi ku menanyakan lagi. Dan jawabanku oke,  walau aku tahu Dia itu jauh.  Tapi yang kutahu bahwa dimanapun jodoh itu kalau Ridhai tentu akan mudah. Hingga kedua orang tua ku pun mendatangi pulau itu.
Seminggu berlalu pasca kedua orang tuaku ke rumah Dia. Suatu malam aku dihubungi oleh orang tuaku  dan orang tua nya untuk menentukan jadwal pernikahan (sok terapi dimalam hari). Terdiam dan sunyi seketika,  perasaan bercampur aduk entah senang,  sedih,  terharu,  tak tahu yang pasti.  Namun, harus segera diputuskan. Aku pun memilih tanggal ultahku,  tapi tidak bisa,  ubah jd ultah pahlawan tapi tidak bisa juga majukan dan Alhamdulillah melalui syuro panjang diputuskan tanggal 30 November 2016.

Hari menuju bahagia sungguh tidak ada yang khusus hanya menyiapkan mental sebaik2 nya. Membaca, meminta nasihat hingga strees terkadang timbul memikirkan kelanjutan ceritanya.
Seminggu menjelang hari H, aku mendatangi pulau Karimun. Ramah dan aman daerahnya. Asri dan masih alami baunya. Dan Masha Allah mertuaku sangat baik dan menyambut kedatanganku. Serasa berada di daerah sendiri. Diperkenalkan dengan panitia pernikahan (panita luar biasa,  semoga Allah membalasnya).

Tidak terasa hari H menjelang. Hati berdebar debar,  kagum dan luar biasa. Janji suci atas nama Cinta terucap walau harus diulang sekali namun tidak mengurangi khidmat acara.  Senang dan sedih bercampur dalam sukacita. Tidak tahu bahwa inilah pernikahan. Awal jalan terbentang untuk dilalui sebagai tegak nya setangan Agama.  Allahumma shalli ala Muhammad.
Acara yang awal didesain sederhana jadi acara mewah. Semoga Allah membalas kebaikan semua pihak. Kebahagian tidak akan datang tanpa ada kebaikan.  Semoga kesalahan dan dosa ku dan istriku serta keluarga Allah ampuni.

Istriku,  Maryam Afifah,  semoga kamu bahagia bersamaku. 
Hey, The Journey is on.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEGANGAN (YIELD)

Resume Buku " KOMITMEN MUSLIM SEJATI" FATHI YAKAN part 1

Pitting, Intergranular dan Selective Corrosion.