Hidup itu sebuah pilihan. Semua serba milih, semua serba konsekuensi. Bahkan sejak kita dilahirkan hingga kita meninggal semua ada pilihannya. Saat kita belum dilahirkan kita diberikan pilihan dari sebuah pertanyaan dari sang pencipta. Siapa Tuhanmu? Pertanyaan dari ini pilihan namun tak banyak, bahkan hanya satu jawabannya yaitu Allah SWT. Lalu pertanyaan seterusnya yg pilihannya hanya satu. Dan semua hanya ditentukan oleh sang Pencipta, Allah SWT. Lalu saat kita dilahirkan kita punya pilihan juga, Apakah mau menangis atau hanya terdiam. Walau belum bisa berpikiran layaknya orang dewasa, namun kita memilih menangis, krn lidah belum bisa berucap. Tetap saja itulah pilihannya. Memasuki usia dini hingga umur 10 tahun, kita sudah punya banyak pilihan, itulah awal fase pilihan. Walau dalam fase ini pilihan masih berbatas karena sayangnya orang tua masih sangat tinggi. Masuki usia 10 - 25 tahun, saat inilah pilihan sangat menentukan kehidupan, pilihan menjadi layaknya jalan, pilihan layaknya sebuah kunci tu membuka pintu ke masa depan. Fase kritis inilah semua orang wajib untuk berfikir keras, apakah ia memilih tak berubah hanya pasrah. Atau ia berbuat tak hanya melihat tapi bekerja, tak hanya mengumpat tapi berbuat dan tak hanya menyela tapi berusaha. Inilah pilihan bagi kita semua. Karena usia 25 - akhir hidupnya hanya lah dari kebiasaan pilihan2 yang ia pilih saat fase kritis. Ingin berbuat tapi tubuh tak kuat. Yah kembalilah pada fase kritiS dan berbuatlah sebanyak- banyaknya. Waktu tak akan kembali layaknya reka ulang pertandingan sepak bola, waktu bukan remedial yanf bisa di ulang lalu berubah hasilnya. DEMI MASA. SESUNGGUHNYA SEMUA MANUSIA BERADA DALAM KERUGIAN KECUALI ORANG YANG BERSABAR DALAM IMANNYA SERTA SABAT DALAM SETIAP NASIHATNYA..... Blanggalang, 2 Maret 2014 00.01 am

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEGANGAN (YIELD)

Resume Buku " KOMITMEN MUSLIM SEJATI" FATHI YAKAN part 1

Pitting, Intergranular dan Selective Corrosion.